Di dalam masyarakat, di mana persoalan gaya adalah sesuatu yang penting (atau malah gaya merupakan segalanya), semua manusia adalah performer. Gaya pakaian, rambut, atau semua aksesoris terkait adalah bagian dari representasi identitas dan kepribadian itu sendiri. Kemudian seseorang dapat memilih kepribadian yang diinginkan menggunakan contoh kepribadian disekitarnya, seperti bintang film, iklan, penyanyi, model, berbagai grup yang ada atau setiap orang dapat mengembangkan kepribadiannya sendiri dengan cara yang unik, berbeda, bahkan jika perlu yang belum pernah digunakan oleh orang lain. Semua hal itu adalah demi gaya, karena gaya adalah segalanya dan segalanya adalah gaya. Dengan Gaya seseorang dapat menunjukkan siapa dirinya.
Gaya hidup secara sosiologis (dalam arti terbatas) merujuk pada gaya hidup khas suatu kelompok tertentu (Featherstone, 2001). Sedangkan, Fashion berasal dari bahasa Latin, factio, artinya membuat atau melakukan. Oleh karena itu, arti asli dari kata tersebut mengacu pada kegiatan; fashion adalah sesuatu yang dilakukan oleh seseorang dan dalam pandangan sebagian orang lain mendefinisikan fashion sebagai sesuatu yang dikenakan atau dipakai oleh seseorang.
Remaja memiliki potensi yang sangat besar untuk terpengaruh oleh sesuatu atau hal-hal baru dan menirunya dengan cepat tanpa di filter (saring) terlebih dahulu. Hal tersebut menyebabkan proses transformasi ini berdampak kuat pada pembentukan kepribadian dan gaya hidupnya.
Fenomena ini bisa kamu lihat saat berada di mall (mal) di beberapa kota besar di Indonesia, di mana para remaja ini berdandan yang terkadang membuat sebagian orang terlihat risih dan cukup berani. Jika ditinjau dari aspek pakaian dalam budaya Timur dan Islam, ada beberapa yang sangat bertolak belakang.
Sumber:
Comments
Post a Comment